Minggu, 04 Desember 2011
Derita Anak Jalanan
08.23 |
Diposting oleh
Dwi Praja Anggrayeni |
Edit Entri
Anak jalanan, yang biasa disebut dengan anjal. Itulah yang sering kita lihat di setiap persimpangan tau perempatan jalan. Hampir seluruh penjuru kota di hiasi oleh wajah-wajah polos mereka. Sungguh nyaris, anak-anak seusia mereka harus merelakan masa kecilnya habis di tengah jalan seperti itu.
Bangku sekolah, seragam yang lengkap dengan atributnya, belajar bersama teman, senangnya saat kenaikan kelas, menikmati liburan sekolah, bermain dengan teman, mungkin itu beberapa impian mereka. Namun, mereka hanya bisa melihat betapa senangnya anak-anak seusianya bisa bersekolah dan bermain dengan teman-temannya.
Para anak jalanan tidak bisa melanjutkan sekolahnya karena keadaan ekonomi yang kurang memadai, sehingga mereka berusaha bekerja di jalanan. Ada yang mengamen, mengasong, berjualan koran, berjualan makanan ringan dan minuman, dan ada juga yang bekerja ikut geng-geng preman. Mungkin tidak hanya itu, ada beberapa anak yang mengamen memang disuruh oleh orangtuanya. Mereka malakukan itu semua untuk mencukupi hidup. Jalanan, itu tempat mereka bergantung demi sesuap nasi. Wajah kusam, kaki tak beralas, kepala yang panas karena terik matahari di siang hari, rambut yang merah, tidak dihiraukan dan tidak memudarkan semangat mereka.
Tidak hanya bekerja, bahkan mereka juga ada yang tinggal di jalan. Di depan toko-toko mereka menggelar tikar dan tidur dengan nyenyaknya, nyamuk serta angin malam yang sebenarnya tidak baik bagi kesehatan sudah menjadi teman malam mereka. Mereka membawa serta anak-anaknya tidak peduli masih kecil atau sudah besar. Bayi, anak-anak tidur hanya berselimutkan kain sarung. Mungkin, jika kita yang ada disana, kita akan sakit. Tetapi mengapa mereka tetap sehat-sehat saja. Tuhan itu adil. Tuhan pasti melindungi mereka yang sedang diberinya cobaan.
Dari potret kehidupan yang sekilas digambarkan diatas, patutnya kita bersyukur. Kita bisa bisa sekolah hingga sekarang di perguruan tinggi. Tinggal dan tidur di rumah yang bebas dari panas dan hujan serta angin malam yang merupakan sumber penyakit. Tidak semua bisa mempunyai kesempatan emas ini. Untuk itu, kita harus memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik mungkin. Berterimakasih dengan Tuhan dan berjanji akan mempergunakan dengan sebaik mungkin untuk membahagian kedua orangtua yang senantiasa membimbing kita dari kecil hingga sekarang.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mata Kuliah
About Me
Welcome
Hai guys..this is my blog,come join with my blog and see my posting...
Total Tayangan Halaman
Diberdayakan oleh Blogger.
Pengikut
Lencana Facebook
what time ??
Blog Archive
-
▼
2011
(40)
-
▼
Desember
(35)
- Semrawutnya Kinerja PSSI
- Lunturnya Patriotisme Pemuda Indonesia
- Tren Behel, untuk Bergaya
- Wanita Bukan “Racun Dunia”
- Peran Televisi Terhadap Generasi Bangsa
- SINDROM BLACKBERRY
- Perawatan Softlens, Itu Perlu
- Permainan Beras Waktu
- Image and Character Building
- Sampah Punya Nilai Jual
- Film Twilight Saga
- Film 17 AGAIN
- Beckham ke Indonesia
- Museum Wayang Jakarta
- High School Musical 3, Senior Year
- Empati sosial “Liponsos Keputih”
- Burung Surga Tak Berkaki
- Cerita Lucu, Tiga manfaat rokok
- Di Balik Rasa Pahitnya PARE..
- SURAT KECIL UNTUK TUHAN
- LKMM PRA TD (PERSEPSI)
- CATATAN AKHIR SEKOLAH, FILM TELADAN
- MACET, Menjadi Makanan Sehari-hari Warga Surabaya
- The Tielman Brothers, Band Rock n Roll pertama di ...
- Demam BB, "Menduniakan" JAKARTA
- KRIPIK PEDAS BAWA REJEKI, bikin bibir panas...
- TRANS STUDIO BANDUNG tak kalah dengan UNIVERSAL ST...
- Novel Laskar Pelangi
- Buah yang di Anggap Sepele, Ternyata Menyehatkan..
- Bahasa Jawa adalah Bahasa Terlengkap Di dunia
- PATRIOT
- Derita Anak Jalanan
- Andai Aku Jadi Presiden
- Kampus Idaman? Sistem Informasi ITS Juaranyaa..
- Disney Land
-
▼
Desember
(35)
2 komentar:
ini memang realita negeri ini.
Memang anak yang butuh bantuan kita..
ayoo berlomba-lomba membantu merekaa.. semangatt..
Posting Komentar