Sabtu, 17 Desember 2011
Burung Surga Tak Berkaki
Burung Cendrawasih adalah burung yang sangat elok. Burung yang ditemukan di bagian Indonesia Timur dan menjadi ciri khas dari Papua ini sangat menarik perhatian para manusia pengoleksi burung, karena bulunya yang sangat indah. Bahkan orang Papua menjuluki burung ini sebagai burung Surga. Burung yang turun dari kahyangan karena keindahan bulunya.
Burung Surga, itulah anggapan masyarakat Papua tentang burung ini. Burung ini dipercaya sebagai titisan bidadari dari surga. Dulunya burung ini dianggap sebagai burung cantik tetapi tidak berkaki. Mereka tidak akan turun ke tanah tetapi hanya berada di udara saja lantaran bulu-bulunya yang indah. Karena itu kemudian burung Cenderawasih terkenal sebagai Bird of Paradise atau Burung Surga (Kayangan). Dan beberapa jenis yang terkenal adalah dari genus Paradisaea yang penamaannya berasal dari kata Paradise.
Cendrawasih betina sangatlah sederhana. Bulunya berwarna kecoklatan, mirip dengan burung gagak. Sedangkan cendrawasih jantan yang memiliki bulu yang sangat unik dan bisa memikat hati semua orang jika melihatnya, keunikannya karena ada perpaduan warna yang menarik pada bulunya, bulunya yang tebal dan menjuntai menambah keindahan pada penampilan salah satu burung yang terkenal ini.
Tidak hanya itu keindahan bulu si jantan ini digunakan untuk menarik perhatian lawan jenis. Untuk ‘merayu’ betina agar bersedia diajak kawin, burung jantan akan memamerkan bulunya dengan melakukan tarian-tarian indah. Sambil bernyanyi di atas dahan, pejantan bergoyang dengan berbagai gerakan ke berbagai arah. Bahkan terkadang hingga bergantung terbalik bertumpu pada dahan. Namun, tiap spesies Cendrawasih tentunya punya tipe tarian tersendiri.
Cendrawasih sangat menggoda manusia. Sehingga burung menjadi sasaran buruan oleh manusia. Itu menjadikan kelangsungan hidupnya terancam bahaya pada tahun 1970an. Saat itu, keelokan cendrawasih mulai dikenal hingga ke Eropa. Orang berlomba-lomba menghias rumahnya dengan cendrawasih, bahkan meski cendrawasih sudah mati. Orang tidak akan membuang atau menguburnya, namun akan mengawetkan bangkai burung tersebut. Sangat disayangkan jika semua orang berbuat seperti itu. Bintang-binatang yang seharusnya dilindungi dan dijaga malah diperlakukan seperti itu. Oleh karena keserakahan manusia, binatang elok ini hampir punah. Padahal ini merupakan salah satu aset yang dimiliki oleh negara Indonesia di mata Internasional. Seharusnya kita bisa melestarikan dan mengembangbiakan, agar binatang-binatang yang memiliki keunikan tersendiri tidak punah sampai kapanpun.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mata Kuliah

KETRAMPILAN INTERPERSONAL
About Me
Welcome
Hai guys..this is my blog,come join with my blog and see my posting...
Total Tayangan Halaman
Diberdayakan oleh Blogger.


Pengikut
Lencana Facebook
what time ??
Blog Archive
-
▼
2011
(40)
-
▼
Desember
(35)
- Semrawutnya Kinerja PSSI
- Lunturnya Patriotisme Pemuda Indonesia
- Tren Behel, untuk Bergaya
- Wanita Bukan “Racun Dunia”
- Peran Televisi Terhadap Generasi Bangsa
- SINDROM BLACKBERRY
- Perawatan Softlens, Itu Perlu
- Permainan Beras Waktu
- Image and Character Building
- Sampah Punya Nilai Jual
- Film Twilight Saga
- Film 17 AGAIN
- Beckham ke Indonesia
- Museum Wayang Jakarta
- High School Musical 3, Senior Year
- Empati sosial “Liponsos Keputih”
- Burung Surga Tak Berkaki
- Cerita Lucu, Tiga manfaat rokok
- Di Balik Rasa Pahitnya PARE..
- SURAT KECIL UNTUK TUHAN
- LKMM PRA TD (PERSEPSI)
- CATATAN AKHIR SEKOLAH, FILM TELADAN
- MACET, Menjadi Makanan Sehari-hari Warga Surabaya
- The Tielman Brothers, Band Rock n Roll pertama di ...
- Demam BB, "Menduniakan" JAKARTA
- KRIPIK PEDAS BAWA REJEKI, bikin bibir panas...
- TRANS STUDIO BANDUNG tak kalah dengan UNIVERSAL ST...
- Novel Laskar Pelangi
- Buah yang di Anggap Sepele, Ternyata Menyehatkan..
- Bahasa Jawa adalah Bahasa Terlengkap Di dunia
- PATRIOT
- Derita Anak Jalanan
- Andai Aku Jadi Presiden
- Kampus Idaman? Sistem Informasi ITS Juaranyaa..
- Disney Land
-
▼
Desember
(35)
0 komentar:
Posting Komentar