Pages

Sabtu, 17 Desember 2011

Empati sosial “Liponsos Keputih”


Di jurusan Sistem Informasi ITS terdapat salah satu mata kuliah yang sangat mengasyikan, hampir semua mahasiswa mengidolakan mata kuliah ini. Yang Ketrampilan Interpersonal, itulah mata kuliah favorit mahasiswa. Karena di  mata kuliah ini mahasiswa bisa menggali potensi yang ada pada dirinya, bisa menumbuhkan rasa percaya diri, dan main-main dan jalan-jalan untuk menghilangkan penat, suntuk di kelas. Saat itu KI ini mengadakan empati sosial. Dan ternyata tujuannya yaitu ke liponsos yang terletak di dareah Keputih.
            Berkunjung ke tempat itu, merupakan pengalaman pertama saya. saya kira kita akan dibawa ke panti asuhan, ternyata dugaan saya salah. Kami malah di bawa kesana. Setelah turun dari mobil bersama teman-teman, sungguh menakutkan suasana disana. Banyak orang-orang yang memilki gangguan jiwa. Saya merasa takut sekali. Lalu kami di kumpulkan di sebuah ruangan besar. Di ruangan tersebut juga ada beberapa dari penghuni liponsos. Takut rasanya jika dekat-dekat. Lalu kami berkenalan dengan beberapa penghuni. Dengan permainan lempar bola. Jadi bola dilemparkan lalu meyebutkan nama dan asal. Setelah berkenalan kami dibagi beberapa kelompok kecil, 3 orang mahasiswa dan 1 orang penghuni, ini bertujuan agar kita bisa mengambil informasi banyak dari mereka, serta mengenal lebih dekat dengan mereka. Kebetulan saya dengan seorang perempuan yang berumur sekitar 46 tahun. Ibu Sumiati namanya, beliau belum lama berada disitu, baru 3 bulan. Ibu Sumiati ini tidak memiliki gangguan jiwa, tapi ibu ini di bawa ke liponsos karena duduk sendirian di daerah Bungurasih yang saat itu ada razia gepeng (gelandangan dan pengemis), nah ibu ini ikut di bawa oleh petugas razia, lalu di bawa ke liponsos itu.
            Dari ibu Sumiati juga saya dan teman-teman tahu keseharian di sana. Para penghuni liponsos menurut ibu sumiati sangat sensitif, mudah marah, tidak bisa berteman, sehingga ibu Sumiati merasa sendirian dan merasa bosan berada di sana. Karena hanya makan dan tidur. Kadang juga ada pelatihan ketrampilan seperti menjahit, menyulam, dll.
            Lalu masalah pakaian, ternyata semua penghuni pakaiannya itu milik bersama, jadi siapapun boleh pakai baju yang ada. Dan mencucinya juga bersama. Mandi juga bersama-sama, apalagi yang memiliki gangguan jiwa. Kata ibu Sumiati yang memiliki gangguan jiwa mandinya bersama dengan disemprot oleh petugas liponsos. Tidak hanya mandi, tidur pun juga bersama-sama, 1 kamar kira-kira ada sekitar 40 orang. Tetapi meski semua dilakukan secara bersama-sama, mereka terkesan individual. Mungkin karena ada gangguan di pikirannya, itu yang membuat mereka malas untuk berinteraksi dan bersosialisasi dengan sesama.
            Itulah kira-kira keseharian di dalam liponsos. Lalu di ujung acara beberapa penghuni di persilahkan untuk bernyanyi, dan mereka bernyanyi, terlihat senang sekali wajah mereka. Memang jika ada mahasiswa yang berkunjung kesana,itu merupakan salah satu hiburan bagi mereka. Nyanyian yang mereka bawakan kebanyakan lagu nostalgia, apalagi ada salah satu nenek-nenek penghuni liponsos yng menyanyikan tentang percintaan dan di ikuti gerakan tangan kami. Sungguh menyenangkan bisa melihat mereka tersenyum senang. Pengalaman yang sangat berharga bagi saya karena telah mengenal dan bisa mengambil pelajaran hidup yang sangat berharga.

1 komentar:

Triangga Satria Wicaksana mengatakan...

Ternyata begitu yaa kehidupan di liponsos itu..
makasi info nyaa..

Posting Komentar

Mata Kuliah

Mata Kuliah
KETRAMPILAN INTERPERSONAL

About Me

Foto Saya
Dwi Praja Anggrayeni
sistem informasi ITS-2011
Lihat profil lengkapku

Welcome

Hai guys..this is my blog,come join with my blog and see my posting...

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.


Pengikut