Pages

Minggu, 04 Desember 2011

Derita Anak Jalanan


Anak jalanan, yang biasa disebut dengan anjal. Itulah yang sering kita lihat di setiap persimpangan tau perempatan jalan. Hampir seluruh penjuru kota di hiasi oleh wajah-wajah polos mereka. Sungguh nyaris, anak-anak seusia mereka harus merelakan masa kecilnya habis di tengah jalan seperti itu.
Bangku sekolah, seragam yang lengkap dengan atributnya, belajar bersama teman, senangnya saat kenaikan kelas, menikmati liburan sekolah, bermain dengan teman, mungkin itu beberapa impian mereka. Namun, mereka hanya bisa melihat betapa senangnya anak-anak seusianya bisa bersekolah dan bermain dengan teman-temannya.
Para anak jalanan tidak bisa melanjutkan sekolahnya karena keadaan ekonomi yang kurang memadai, sehingga mereka berusaha bekerja di jalanan. Ada yang mengamen, mengasong, berjualan koran, berjualan makanan ringan dan minuman, dan ada juga yang bekerja ikut geng-geng preman. Mungkin tidak hanya itu, ada beberapa anak yang mengamen memang disuruh oleh orangtuanya. Mereka malakukan itu semua untuk mencukupi hidup. Jalanan, itu tempat mereka bergantung demi sesuap nasi. Wajah kusam, kaki tak beralas, kepala yang panas karena terik matahari di siang hari, rambut yang merah, tidak dihiraukan dan tidak memudarkan semangat mereka.
 Tidak hanya bekerja, bahkan mereka juga ada yang tinggal di jalan. Di depan toko-toko mereka menggelar tikar dan tidur dengan nyenyaknya, nyamuk serta angin malam yang sebenarnya tidak baik bagi kesehatan sudah menjadi teman malam mereka. Mereka membawa serta anak-anaknya tidak peduli masih kecil atau sudah besar. Bayi, anak-anak tidur hanya berselimutkan kain sarung. Mungkin, jika kita yang ada disana, kita akan sakit. Tetapi mengapa mereka tetap sehat-sehat saja. Tuhan itu adil. Tuhan pasti melindungi mereka yang sedang diberinya cobaan.
Dari potret kehidupan yang sekilas digambarkan diatas, patutnya kita bersyukur. Kita bisa bisa sekolah hingga sekarang di perguruan tinggi. Tinggal dan tidur di rumah yang bebas dari panas dan hujan serta angin malam yang merupakan sumber penyakit. Tidak semua bisa mempunyai kesempatan emas ini. Untuk itu, kita harus memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik mungkin. Berterimakasih dengan Tuhan dan berjanji akan mempergunakan dengan sebaik mungkin untuk membahagian kedua orangtua yang senantiasa membimbing kita dari kecil hingga sekarang.

2 komentar:

HAFIDZ mengatakan...

ini memang realita negeri ini.

Triangga Satria Wicaksana mengatakan...

Memang anak yang butuh bantuan kita..
ayoo berlomba-lomba membantu merekaa.. semangatt..

Posting Komentar

Mata Kuliah

Mata Kuliah
KETRAMPILAN INTERPERSONAL

About Me

Foto Saya
Dwi Praja Anggrayeni
sistem informasi ITS-2011
Lihat profil lengkapku

Welcome

Hai guys..this is my blog,come join with my blog and see my posting...

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.


Pengikut