Kamis, 08 Desember 2011
MACET, Menjadi Makanan Sehari-hari Warga Surabaya
21.52 |
Diposting oleh
Dwi Praja Anggrayeni |
Edit Entri
Macet, itu masalah yang paling sulit untuk dihindari dan di atasi. Apalagi saat pagi hari dan sore hari. Hmm.. jalan penuh dengan kendaraan bermotor dan asap mengepul sehingg menyesakkan dada. Mengapa pada jam itu jalan macet? Karena, saat pagi mulai orang beraktivitas, bersamaan dengan anak-anak berangkat sekolah, orang berangkat kerja, pedagang-pedagang mulai beraksi juga.
Yang paling macet biasanya pada daerah tengah kota, daerah perbatasan Surabaya-Sidoarjo, daerah Ahmad Yani. Wuih.. sangat padat sekali. Pintu gerbang kota menjadi wilayah kemacetan terparah, Jl Ahmad Yani meliputi Bundaran Waru, bundaran Dolog, depan gedung Graha Pena, depan Royal Plaza. Untuk bundaran Dolog, kendaraan roda dua yang hendak memotong ke arah Rungkut malah terlihat menyemut. Disusul kawan Jl Wonokromo, di perlintasan KA depan RSI, depan Kebun Binatang Surabaya hingga perempatan Darmo. Rata-rata, kemacetan terjadi pada pukul 07.00 hingga 09.00. Selain macet juga banyak kendaraan yang seenaknya sendiri, sepeda motor terutama. Memotong jalan, jalan di trotoar,dan masih banyak lagi. Padahal dengan kelakuan mereka yang seperti itu bisa membahayakan dirinya sendiri. Yah mungkin mereka buru-buru takut terlambat sampai tujuan, tapi tidak begitu caranya. Harusnya punya antisipasi sendiri bagaimana agar tidak sampai terlambat.
Kemacetan tersebut juga menjadikan polisi kerepotan untuk mengatasi para pengguna jalan yang masih sering melanggar peraturan dan karena itu juga jalan semakin macet.
Menurut pengamat tata kota dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Johan Silas, beban kemacetan di Jalan Ahmad Yani akan mencair jika jalan lingkar difungsikan. Jadi pembangunan tol tengah kota yang direncanakan dari Tanjung Perak ke Bundaran Waru, Sidoarjo, sepanjang 26 kilometer itu tidak perlu. Alasannya, jika hal itu dipaksakan, akan muncul problem sosial baru dan menambah kemacetan.
Mungkin dalam berjalannya waktu kendaraan bermotor akan semakin padat, karena banyak orang yang memilih untuk berkendaraan sendiri daripada naik kendaraan umum. Namun, menurut sudut pandang penumpang, lebih baik naik kendaraan sendiri, bisa langsung ke tujuan. Tapi menurut fakta yang ada, jika semua orang berkendara sendiri akan semakin padat pula jalan raya karena banyaknya kendaraan yang melintasi. Jadi lebih disarankan agar mengurangi kendaraan dengan memanfaatkan kendaraan umum sebagai transportasi yang aman dan terjangkau.
Untuk menanggulangi kemacetan yang sedang menjadi masalah besar, mungkin dengan adanya jalan tol tengah kota bisa membantu mengurangi kemacetan. Meskipun ada sisi negatifnya yang sangat berpengaruh juga dalam kehidupan sehari-hari. Tapi menurut saya, itu ide yang bagus sekali. Dengan adanya tol tengah kota, jalan akan emakin banyak, sehingga bisa mengatasi banyaknya para pengendara kendaraan bermotor.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mata Kuliah
About Me
Welcome
Hai guys..this is my blog,come join with my blog and see my posting...
Total Tayangan Halaman
Diberdayakan oleh Blogger.
Pengikut
Lencana Facebook
what time ??
Blog Archive
-
▼
2011
(40)
-
▼
Desember
(35)
- Semrawutnya Kinerja PSSI
- Lunturnya Patriotisme Pemuda Indonesia
- Tren Behel, untuk Bergaya
- Wanita Bukan “Racun Dunia”
- Peran Televisi Terhadap Generasi Bangsa
- SINDROM BLACKBERRY
- Perawatan Softlens, Itu Perlu
- Permainan Beras Waktu
- Image and Character Building
- Sampah Punya Nilai Jual
- Film Twilight Saga
- Film 17 AGAIN
- Beckham ke Indonesia
- Museum Wayang Jakarta
- High School Musical 3, Senior Year
- Empati sosial “Liponsos Keputih”
- Burung Surga Tak Berkaki
- Cerita Lucu, Tiga manfaat rokok
- Di Balik Rasa Pahitnya PARE..
- SURAT KECIL UNTUK TUHAN
- LKMM PRA TD (PERSEPSI)
- CATATAN AKHIR SEKOLAH, FILM TELADAN
- MACET, Menjadi Makanan Sehari-hari Warga Surabaya
- The Tielman Brothers, Band Rock n Roll pertama di ...
- Demam BB, "Menduniakan" JAKARTA
- KRIPIK PEDAS BAWA REJEKI, bikin bibir panas...
- TRANS STUDIO BANDUNG tak kalah dengan UNIVERSAL ST...
- Novel Laskar Pelangi
- Buah yang di Anggap Sepele, Ternyata Menyehatkan..
- Bahasa Jawa adalah Bahasa Terlengkap Di dunia
- PATRIOT
- Derita Anak Jalanan
- Andai Aku Jadi Presiden
- Kampus Idaman? Sistem Informasi ITS Juaranyaa..
- Disney Land
-
▼
Desember
(35)
5 komentar:
bener banget anggi,,,bingung nii,,
surabaya jadi kota metropolitan nii
kemacetan penyumbang besar polusi udara.. sdh saatny pemerintah memberikan perhatian yg serius
SETUJUU.. :)
Aku perantau di Surabaya,
Surabaya ga pagi atau sore,macet,sudah 1 tahun disini makin macet,bener bundaran dolog sering macet,soalnya itu jalan perlintasan dari yg domisili Surabaya barat atau timur hendak ke arah berlawanan,
Aku domisili jambangan kerja di gunung Anyar,
Ya jadi cross gitu,
Sudah di tambah jalan frontage masih aja macet soalnya jalan keluar titik temu di bundaran dolog masih sempit,
Wah mending enak di Malang,
Macet cuma sabtu minggu
Hehehe
Aku perantau di Surabaya,
Surabaya ga pagi atau sore,macet,sudah 1 tahun disini makin macet,bener bundaran dolog sering macet,soalnya itu jalan perlintasan dari yg domisili Surabaya barat atau timur hendak ke arah berlawanan,
Aku domisili jambangan kerja di gunung Anyar,
Ya jadi cross gitu,
Sudah di tambah jalan frontage masih aja macet soalnya jalan keluar titik temu di bundaran dolog masih sempit,
Wah mending enak di Malang,
Macet cuma sabtu minggu
Hehehe
Posting Komentar