Pages

Minggu, 30 Oktober 2011

Jangan Menyiksa Pembaca ?


Menulis populer saat ini menjadi kegemaran para mahasiswa, mahasiswa Sistem Informasi ITS khususnya. Pada hari Sabtu (22/10) kemarin di datangkan seorang penulis tulisan populer untuk memberikan ilmu bagi mereka agar bisa menulis dengan susunan yang benar. Mereka sangat antusias mendengarkan dan menyimak saat presentasi berlangsung, dimana pembicaranya sudah terbukti keahliannya. Semua ingin tahu bagaimana tulisan populer itu.
            Semua orang itu bisa menulis, tetapi menulis dengan susunan berdasarkan aturan-aturan itu tidak semua orang bisa melakukannya. Bapak yang tulisannya banyak dimuat dalam media masa itu memberikan ide,”mulailah membaca untuk menjadi penulis yang baik”, ujarnya.
            “Menulis itu tidak susah”, itulah yang sering diucapkan oleh salah satu Dosen dari Stikom Surabaya itu. Beliau memberikan kiat-kiat agar tulisan kita bisa menarik , teratur, serta terarah. Pertama, paragrafnya sederhana, tidak rumit sehingga mudah untuk dipahami. Kedua, kita harus tahu ditujukan pada kalangan mana tulisan kita. Istilah asing, singkatan-singkatan, akronim, bahkan jargon sangat tidak diperbolehkan dalam penulisan, karena pembaca belum tentu tahu maksud dari istilah-istilah tersebut. Hal itu akan menyulitkan pembaca, dan membuat pembaca tidak tertarik untuk membaca tulisan kita. Selain itu Pak. Budi juga memberika tips menulis opini, diantaranya :
1.      Membuat kerangka tulisan.
2.      Mengenali gaya selingkung media masa yang akan dituju.
3.      Membuat judul yang agitatif (mempengaruhi yang positif).
4.      Menyertakan data sederhana sebagai pendukung.
5.      Memasukkan kutipan singkat dari tokoh yang menulis hal serupa di media.
6.      Memberikan data penulis yang sedikit menjual.

Agar tulisan kita menarik, lihat dari sudut pandangnya. Beliau juga berpesan, “Apa yang kamu baca hari ini, menentukan masa depanmu”, ucapnya.

Lena Maria


Lena Maria,yang lahir pada tanggal 22 Maret 1955 tanpa kedua tangan dan kaki kiri yang berukuran lebih kecil dari normal. Namun Lena memberikan banyak kebanggaan tersendiri dari prestasi. Saat Lena berumur 3 tahun ibunya mengajarkan berenang, hingga pada umur 18 tahun Lena berhasil meraih kejuaraan renang. Dari prestasinya itu mengantarkan Lena menjadi atlet nasional Swedia.
            Atlet remaja itu lalu melanjutkan sekolah di bidang musik, The Royal University College of Music di Stockholm. Lena berlatih piano dan vocal. Hingga mahir bermain piano dengan menggunakan kakinya. Lena bisa memainkan bermacam jenis musik seperti jazz, pop, gospel, dan musik klasik. Tidak jarang ia melaksanakan konser besar di berbagai negara. Raja Carl Gustav memberi Lena penghargaan atas prestasinya sebagai atlet, musisi dan menjadi model untuk penyandang cacat di Swedia dan seluruh dunia.
            Selain berenang dan bermusik, Lena juga berbakat menulis. Ia menerbitkan 2 buku biografinya yang berjudul “Footnotes” dan “Happy Days”. Buku tersebut telah diterjemahkan dalam beberapa bahasa.
            Tidak hanya itu kemampuan Lena, ia bisa melukis, merajut, bahkan menyetir mobil bisa di kerjakan tanpa kedua tangan melainkan dengan kaki dan mulutnya.
            Setelah menikah, Lena bisa memasak, mengerjakan pekerjaan rumah sepeti wanita pada umumnya. Dengan mudah ia bisa melakukan itu semua.
            Lena beranggapan, dilahirkan cacat bukan berarti harus menyerah dan putus asa, namun dari kekurangan tersebut dia berusaha untuk bisa mencari kelebihan pada dirinya.
Rabu, 26 Oktober 2011

Helen Keller


           Balita perempuan yang lucu dan cantik, itulah kalimat yang diucapkan jika melihat Helen. Seorang balita yang dilahirkan pada tanggal 27 Juni 1880 di Tuscumbia,Alabama. Tetapi nasib buruk menimpanya saat dia berumur 19 bulan, demam tinggi menyerangnya. Berobat kemana-kemana sudah dilakukan, namun tetap saja demam itu tidak juga turun. Beberapa hari kemudian demamnya sembuh tetapi Helen terkejut ketika dia membuka matanya, kegelapan dan kesunyian yang dirasakan. Penyakit itu telah merenggut kemampuan mata dan telinganya. Sejak itu Helen jadi liar dan sulit diatur.
          Saat Helen berumur 7 tahun, ibunya mendatangkan seorang guru untuk mendidik Helen, Anne Sullivan. Anne mengajarkan membaca dengan menggunakan huruf Braille. Mengajarkan berbicara dengan gerakan mulut.
          Saat berumur 20 tahun, Helen kuliah di Redkliffe College, universitas khusus gadis-gadis muda. Dengan tekun dan sabar Anne menemani Helen untuk membacakan buku pelajaran,menuntun tangan Helen huruf demi huruf dalam huruf Braille. Ketika di bangku kuliah inilah Helen menerbitkan buku tentang hidupnya yang berjudul “The Story of My Life” yang terbit pada tahun 1903. Buku ini banyak diminati oleh orang Amerika. Kemudian tahun 1904 Helen lulus dengan nilai yang memuaskan dan mendapat gelar seni.
          Helen menerbitkan 12 judul buku, diantaranya “The World I Live In”, ”My Religion”,”Out of The Dark”,dan lain-lain. Dia juga mengadakan tur ke luar negeri untuk menjadi penceramah. Hingga ratu Inggris terkesan dengan ceramah Helen. Dan penghasilan dari ceramah-ceramahnya sebagian disumbangkan untuk penderita bisu dan tuli.
          Di akhir hidupnya Helen mendapatkan beberapa penghargaan bahkan terpilih di Women's Hall of Fame di New York World's Fair. Kemudian pada tahun 1968 saat usia 87 tahun Helen meninggal dunia, tepatnya pada tanggal 1 Juni 1968 di Easton Connecticut.
          Helen telah membuktikan bahwa, cacat bukan penghalang untuk berprestasi, untuk menjadi yang terbaik. Dan dari pengalaman Helen kita harus bisa lebih bersemangat untuk terus berprestasi agar dapat menggapai cita-
Mata Kuliah
Mata Kuliah
KETRAMPILAN INTERPERSONAL
About Me
Foto Saya
Dwi Praja Anggrayeni
sistem informasi ITS-2011
Lihat profil lengkapku
Welcome
Hai guys..this is my blog,come join with my blog and see my posting...

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.


Pengikut
what time ??